PERBEDAAN
KURIKULUM LAMA DENGAN KTSP
Aspek
|
Kurikulum
lama
|
Ktsp
|
Dokumen
|
Seluruh
dokumen kurikulum direncanakan, dibuat, dan dikembangkan oleh pusat
|
Komponen
dan materi pokok minimal dikembangkan pusat, sedangkan Silabus dan bahan ajar
direncanakan dan dikembangkan oleh
sekolah atau satuan pendidikan
|
Diformulasikan
secara rigid, kaku, tidak luwes dan kurang dinamis, sehingga tidak memberikan
peluang kpd daerah ,sekolah, dan guru
untuk mengembangkan potensinya
|
Semua
diserahkan kepada daerah, satuan pendidikan, dan guru sesuai dengan
kebutuhannya, asal memenuhi standar minimal yg ditentukan .
|
|
Konten/Isi
|
Materi
padat dan tumpang tindih. Terlalu banyak hafalan, kurang mengarah pada pembentukan
sikap ilmiah dan kepribadian melalui pengembangan ketrampilan dan sikap .
|
Materi
dibentuk untuk mengarah pd kompetensi
yg dituntut. Karena berbasis kompetensi, maka materi pokok bukan hafalan, ttp
mengarah pd kompetensi yg dituntut seperti yang diperagakan .
|
Persiapan
|
Guru
diminta mempersiapkan AMP (Analisis Materi Pelajaran), Program Tahunan, Program
Catur Wulan, Program Satuan Pelajaran dan Rencana Pembelajaran
|
Guru
diminta membuat Silabus, Program Tahunan, Program Semester, Rencana /Skenario Pembelajaran, dan Bahan
Ajar
|
Proses
|
Materi
yang seringkali overlapping sehingga menyulitkan guru dan siswa
|
Guru
diberi kebebasan berkreasi dlm mengembangkan secara kreatif materi pokok untuk mencapai kompetensi yg ditentukan
|
Dalam
pelaksanaan kurang memperhatikan learning to know, learning to do, learning
to live together, & learning to be
secara proporsional . Lebih dan kebanyakan
hanaya pada learning to know
|
Kesemua
itu diakomodasikan secara integratif dan proporsional
|
|
Formulasi
dan pelaksanaan kurikulum kurang memperhatikan keutuhan aspek kognitif,
afrktif, & psikomotorik
|
Ketiganya
merupakan suatu keutuhan dalam pencapaian kompetensi
|
|
Siswa
sebagai obyek pendidikan dalam proses pembelajaran
|
Siswa
sebagai subyek pendidikan (student centered learning)
|
|
Kecakapan
hidup (life skill) kurang terakomodasi dalam kurikulum dan pproses
pembelajaran, karena mengejar target
kurikuler
|
Terakomodasi
secara terpadu dan proporsional dalam kurikulum dan pproses pembelajarannya
|
|
Berorientasi
pada proses dan target kurikulum
|
Berorientasi
pada ouput kompetensi siswa
|
Komentar/Analisis
Dari segi dokumen
Kurikulum
lama
Di
dalam kurikulum lama sebelum
Ktsp tidak memberikan kebebasan bagi
daerah,sekolah/satuan pendidikan untuk merencanakan, membuat maupun
mengembangkan seluruh dokumen kurikulum karena semua telah
ditentukan oleh pusat, sehingga menurut saya ini justru mematikan atau
mengurangi kreativitas guru dalam melakukan kegiatan belajar mengaajarnya.
walaupun ini dimaksudkan
agar seluruh dokumen kurikulum baik silabus maupun bahan ajar yang tersebar
diseluruh daerah itu memiliki keseragaman sesuai dengan yang diberikan pusat
tapi karena juga keseragaman ini menjadikan menyetarakan seluruh sekolah yang
ada padahal tidak semua sekolah bisa mengikuti dokumen yang diberikan oleh
pusat hal ini dikarena setiap sekolah yang satu dengan yang lain itu berbeda kemampuan
dan potensinya sendiri sendiri. Karena penyeragaman ini juga menjadikan
pengembangan sekolah menjadi lamban karena sekolah maupun guru tidak mempunyai
kewenangan untuk mengubah dokumen tersebut sesuai dengan kemampuan sekolah itu.
Menurut
saya seharusnya setiap daerah,
sekolah ataupun satuan pendidikan itu diberikan kebebasan untuk mengembangkan
silabus dan bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum untuk disesuaikan dengan
potensi dan daerahnya sendiri karena setiap sekolah di daerah itu memiliki
potensi dan keadaan daerah yang berbeda-beda sehingga dalam penyusunan maupun
pengembangan silabus dan bahan ajar hendaknya sekolah/ satuan pendidikan di
setiap daerah diberikan keleluasaan sehingga lebih dapat menyesuaikan potensi
serta keadaan yang ada di setiap daerahnnya. Tetapi, di sini pusat dapat
memberikan pokok-pokok isi daripada silabus sebagai arahan bagi sekolah/satuan
pendidikan dengan tidak melarang/memberikan kebebasan bagi sekolah/satuan
pendidikan untuk mengembangkannya sendiri. Dengan demikian setiap sekolah akan
senantiasa berusaha meningkatkan mutu pendidikannya.
Kurikulum Ktsp
Dalam kurikulum Ktsp
ini menurut saya mengalami kemajuan daripada dengan kurikulum yang lama dalam KTSP lebih memberikan kebebasan dan keleluasaan
bagi daerah dan sekolah atau satuan pendidikan untuk menyesuaikan potensi yang
ada di daerahnya. Hal ini dikarenakan pusat hanya menentukan dan mengembangkan
komponen
dan materi pokok minimal, sedangkan Silabus dan bahan ajar direncanakan dan
dikembangkan oleh sekolah atau satuan pendidikan. Selain itu, Semua diserahkan kepada
daerah, satuan pendidikan, dan guru sesuai dengan kebutuhannya, asal memenuhi
standar minimal yang ditentukan. Sehingga dalam KTSP ini lebih lebih mengakomodasi
setiap daerah, sekolah maupun satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan
potensi yang ada sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
masing-masing sekolah di daerah.
Dari segi isi/konten
Kurikulum
Lama
Menurut saya jika dari
segi isi/konten dari kurikulum yang lama materi yang padat dan tumpang tindih
menjadikan baik itu guru maupun murid menjadi kebingungan tentang materi
manakah yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar karena antara materi
yang satu dengan materi selanjutnya tidak terjalin suatu kesinkronan. Selain
itu terlalu banyak hafalan menjadikan murid merasa terbebani dengan materi yang
ada, dari banyaknya materi yang dihafalkan ini juga menjadikan murid tidak bisa
mengembangkan pola sikap ilmiah.
Kurikulum Ktsp
Dari
segi materi dalam kurikulum yang baru ini dibentuk untuk mengarah pada kompetensi yang dituntut.
Karena berbasis kompetensi, maka materi pokok bukan hafalan, tetapi mengarah pada
kompetensi yang dituntut seperti yang
diperagakan. Hal ini terlihat pada ada kewenangan sekolah untuk mengubah
dokumen yang diberikan oleh pusat asalkan tidak menyimpang dari SKL dan SK yang
ada. Dalam setiap kompetensi kurikulum Ktsp ini tidak hanya mementingkan aspek
kognitif saja tapi juga dari segi afektif dan juga psikomotorik, contohnya
dalam setiap SK dalam kurikulum Ktsp ini harus mencantumkan ketiga aspek
tersebut untuk mencapai SK.
Dari
segi persiapan
Kurikulum lama
Guru
diminta mempersiapkan AMP (Analisis Materi Pelajaran), Program Tahunan, Program
Catur Wulan, Program Satuan Pelajaran dan Rencana Pembelajaran. Ini menurut
saya sudah cukup bagus karena sudah adanya keteraturan didalam persiapan guru
menghadapi siswa dalam KBM, yang menjadikan KBM tercapai secara maksimal dan
terarah.
Kurikulum Ktsp
Guru
diminta membuat Silabus, Program Tahunan, Program Semester, Rencana /Skenario Pembelajaran, dan Bahan
Ajar. Menurut saya hal ini merupakan sebuah penyempurnaan dari segi persiapan
dari kurikulum yang lama dimana adanya keterlibatan guru dalam penyusunan
silabus yang menjadikan guru bisa mempersiapkan materi bahan ajar yang sesuai
dengan kurikulum dan kemampuan siswa dalam lingkup guru tersebut.
Dari segi proses
Kurikulum lama
Menurut
saya materi yang tumpang tindih dalam kurikulum yang lama ini cukup menyulitkan
guru dan siswa karena tidak adanya kesinkronan antara materi yang satu dengan
materi yang selanjutnya, Terdapat kesamaan atau kemiripan materi satu dengan
materi yang lainnya, seperi halnya telah diajarkan pada kelas satu kemudian
pada kelas tiga akan ada lagi sehingga menyulitkan dan memperbanyak materi yang
telah ada sehingga kurang efektif dan efisien materinya selain itu juga
kesannya terlalu banyak, kelebihan materi yang menyebabkan pengulangan materi
sehingga siswa akan mencapai kebosanan dengan materi yang tumpang tindih maupun
kelebihan itu dan akan membuang waktu, tenaga, pikiran saja jika sebelumnya
materi telah diajarkan. Dan dalam pelaksanaan kurikulum yang lama ini kurang
memperhatikan learning to know, learning to do, learning to live together, & learning to be secara
proporsional hanya berisi tentang materi yang sifatnya hafalan saja. Lebih dan
kebanyakan hanya pada learning to know. Berhubung kurikulum lama yang dalam proses pembelajarannya masih
terpaku hafalan dan materi-materi yang sangat banyak, sehingga tidak
memperhatikan belajar untuk melakukan sesuatu dengan sikap dan perilakunya yang
telah dibimbing guru, belajar bersama akan tetapi hanya sebatas belajar untuk
mengetahui, mengetahui ilmu dan pengetahuan saja tidak ada upaya lebih atau
tindak lanjut dalam itu semua dan terbatas pengetahuan sehigga menyebabkan
siswa dalam proses pembelajaran akan sangat susah menjadi siswa yang maju dalam
belajar.
Formulasi dan pelaksanaan kurikulum
kurang memperhatikan keutuhan aspek kognitif, afektif, & psikomotorik yang
hanya menjadikan siswa unggul dari aspek kognitif saja tidak ada peningkatan
dalam hal aspek afektif dan psikomotorik. Siswa dalam proses pembelajaran pada
kurikulum lama, siswa itu cenderung pasif, karena disini guru yang aktif dalam
pembelajaran, siswa hanya sebagai obyek pendidikan yang hanya menerima materi
saja dari guru tidak berhak untuk lebih dan sangat statis tidak menjadikan
siswa berkembang dalam pembelajaran maupun dalam pola pikir dan seperti hanya
menerima saja dari guru.
Siswa sebagai obyek pendidikan dalam
proses pembelajaran. Kecakapan hidup (life skill) kurang terakomodasi dalam
kurikulum dan proses pembelajaran, karena mengejar target kurikuler. Berorientasi pada proses
dan target kurikulum dan terlebih lagi pada konsep kurikulum dulu, itu mengejar
proses pembelajaran dan kurikulum tanpa memperhatikan unsure di dalamnya baik
dari segi materi pelajaran ataupun kondisi siswa asalkan dapat terpenuhi target
tersebut, padahal sesungguhnya target itu semua bukan sebuah tujuan utama lebih
pentingnya lagi memperhatikan unsur untuk pendukung dalam proses pembelajaran
dan target kurikulum
Kurikulum
Ktsp
Guru
diberi kebebasan berkreasi dalam mengembangkan secara kreatif materi pokok untuk mencapai kompetensi yang ditentukan,
selain itu juga sudah sesuai dengan kompetensi yang ingin diraih siswa meskipun
sekarang ini dalam kenyataannya juga masih ada overlapping. Akan tetapi dapat mengurangi beban belajar siswa yang
sangat padat dan tidak terpatok pada hafalan saja dan telah sesuai dengan
kompetensi siswa.
Kesemua
itu diakomodasikan secara integratif dan proporsional, maksudnya dalam Ktsp telah diterapkan bagaimana proses belajar itu
dihadapkan untuk proporsional dan secara kesatuan utuh, keseluruhan dari segala
aspek belajar, baik belajar untuk mengetahui dan dilanjutkan belajar untuk
melakukan, hidup, dll berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai siswa. Didalam
kurikulum Ktsp ini semua formulasi pelaksanakan pembelajaran diarahkan
untuk mencapai ketiga kompetensi itu secara berimbang yakni kognitif, afektif,
dan psikomotorik, akan tetapi dewasa ini juga dapat kita lihat banyak sekolah
yang juga belum menerapkan aspek psikomotorik pada siswanya apalagi dalam
pelajaran PKn.
Akan
tetapi di Ktsp siswa dituntut untuk menjadi subyek atau pelaku dalam
pendidikan, disini guru hanya sebatas memfaslitasi siswa sehingga siswa
diharapkan lebih maju, inovatif dan kreatif dalam pembelajaran dan siswa
menjadi aktif terbuka pola pikirnya sehingga timbl rasa bersaing sehat dalam
pembelajaran, dan seluruhnya itu berorientasi pada kegiatan siswa, guru hanya
fasilitator untuk siswa agar pembelajaran berpusat oleh siswa.
Terakomodasi
secara terpadu dan proporsional dalam kurikulum dan pproses pembelajarannya. kurikulum Ktsp sudah berorientasi untuk ditujukan dalam
pengakomodasian life skill siswa guna kompetensi yang dicapai sesuai dengan
kecakapan hidup siswa karena sudah memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan
belajar, maupun konteks social budaya, pendekatan kompetensi yang menekankan
pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi siswa yang dapat meningkatkan
kecakapan hidup siswa. Berorientasi pada ouput kompetensi siswa
pada kurikulum Ktsp yang tidak hanya mementingkan pencapaian target saja akan
tetapi hasil atau keluaran siswa itu, jadi disini memperhatikan bagaimana cara
atau upaya guru dan sekolah dalam membentuk hasil keluaran siswa yang baik
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dalam proses pembelajaran dan
kurikulum. Meskipun sekarang ini juga masih banyak sekolah yang berorientasi
target samapai tanpa memandang hasil keluaran siswa yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar