Minggu, 07 Februari 2021

Materi Daring PPKN kelas 8 Bab 5 SMPN 2 Cawas

Materi Pembelajaran daring kelas 8 BAB 5 SMPN 2 Cawas


Sejarah Sumpah Pemuda Tahun 1928


a.Latar belakang sejarah Sumpah Pemuda tahun 1928

Apakah kalian tahu apa Sumpah Pemuda itu? Sumpah Pemuda adalah janji atau ikrar yang dicetuskan oleh sekelompok pemuda Indonesia pada masa pergerakan nasional, yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda Dibacakan di Wisma Indonesia yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda di Jalan. Kramat No.106, Jakarta. 

Sejarah Sumpah Pemuda tidak lepas dari Kebangkitan Nasional 1908, perkembangan nasionalisme itu Indonesia bukan saja menjangkau partai-partai politik tetapi juga organisasi-organisasi pemuda. Lahirnya Sumpah Pemuda dilatarbelakangi oleh :

1. Berdirinya budi utomo (1908) yang bertujuan 

    a. membangun kehidupan bangsa lebih baik

    b. memajukan pendidikan, pertanian, peternakan, dan kebudayaan

2. Munculnya organsisasi baru seperti Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong            Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor.

3. Pentingnya persatuan demi mengusir penjajah untuk menyudahi penderitaan bangsa demi terwujudnya cita-cita bangsa kemerdekaan.

4. Adanya organisasi PI (pehimpunan indonesia) yaitu pemuda-pemuda indonesia yang dari berbagai suku dan daerah yang tidak ada sifat kedaerahan lagi menimba ilmu di belanda

Sejak 1920 organisasi-organisasi pemuda sudah mengadakan pertemuan dan  mufakat,namun karena berbeda landasan dan masih bersifat kedaerahan mereka tidak bersatu

Pada 15 november 1925 diadakan rapat pemuda untuk membentuk panitia pelakasanaan kesepakatan  bersama. Kemudian tahun 1926 didirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi PPPI bertujuan meningkatkan gerakan kebangsaan di kalangan pemuda. Anggotanya terbanyak berasal dari mahasiswa fakultas hukum, teknik dan kedokteran di Bandung dan Jakarta. Selain itu juga beberapa wakil dari beberapa daerah antara lain : Jong Java (anggotanya para pemuda Jawa), Jong Sumatranen Bond (anggotanya para pemuda Sumatra),  Jong Minahasa (organisasi pemuda Minahasa dari Sulawesi Utara), Jong Celebes (organisasi pemuda dan pelajar dari Sulawesi), Jong Ambon (organisasi pemuda dari Ambon). Pembentukan PPPI sangat beralasan karena pada saat itu bangsa Indonesia melakukan perlawanan bersifat lokal atau kedaerahan. Para pemuda belum mempunyai kesadaran nasional. Mereka masih memiliki pemikiran bersifat kedaerahan. Oleh karena itu, para pemuda berinisiatif melakukan suatu gerakan untuk menyatukan masyarakat Indonesia menjadi suatu bangsa. Dengan disatukannya masyarakat dalam ikatan bangsa, perjuangan akan jauh lebih mudah dan terorganisasi. Pandangan ini kemudian direalisasikan dengan membentuk suatu perkumpulan pemuda yang diberi nama kongres pemuda.

Untuk merealisasikan semangat persatuan dalam wadah nasionalisme itu pada 30 april 1926 diselenggarakan Kongres Pemuda I. Mereka ingin mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan daerah dan ingin menciptakan kesatuan seluruh bangsa Indonesia.

b.Kongres Pemuda I 

Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta. Tujuan dilaksanakan Kongres Pemuda I untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, membentuk suatu badan sentral untuk memajukan paham persatuan, kebangsaan, dan mempererat hubungan serta perkumpulan-perkumpulan pemuda kebangsaan (pi), dan  mencari dasar-dasar persatuan, adat istiadat, kedudukan perempuan,dan bahasa kebangsaan

Dalam Kongres Pemuda I telah dibentuk panitia Kongres dengan struktur kepengurusan sebagai berikut:

Ketua : M. Tabrani

Wakil Ketua : Sumarto

Sekretaris : Jamaludin

Bendahara : Suwarso

Pembantu : Bahber Johan, Sumanrto dan Yen

Dalam kongres ini terbentuk beberapa rumusan dasar-dasar pemikiran bersama :

1. Merdekanya indonesia dari penjajah merupakan cita-cita seluruh pemuda indonesia 

2. Seluruh organisasi kepemudaan bertujuan untuk menggalang persatuan.

b.Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda Tiong Hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Kongres pemuda II dilaksanakan dengan tujuan :

Mempersatukan dan mengobarkan semangat perjuangan  dan persatuan pada diri masing-masing peserta

Memperjuangkan hak-hak kebangsaan dan pendidikan

Mendobrak penderitaan,pemaksaan,pengekangan

Menjadi satu padu dengan meninggalkan daerah masing-masing dan berjuang  bersama

1) Rapat pertama 

Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) merupakan tempat diselenggarakannya rapat pertama Kongres Pemuda Indonesia ke-II pada Jumat, 26 Oktober 1928. 

Dalam pelaksanaan Kongres Pemuda II juga telah dibentuk panitia kongres dengan struktur kepengurusan sebagai berikut:

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Muh. Yamin (Jong Sumateranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islaminten Bond)

Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi) 

Hasil dari rapat yang pertama antara lain :

1. Memperkuat semangat persatuan dalam sanubari pemuda

2. Arti hubungan persatuan pemuda 

3. 5 faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yang di kemukakan oleh  Moehammad Yamin antara lain: 1. sejarah, 2 . bahasa, 3 . hukum adat, 4 . pendidikan, 5 . kemauan

2) Rapat kedua 

Rapat kedua dilaksanakan pada sabtu, 27 Oktober 1928, di Waterloopein (Lapangan Banteng). Dalam rapat kedua ini kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa “anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus ada keseimbangan pendidikan sekolah dan rumah, anak harus di didik secara demokratis.”

3) Rapat penutup 

Rapat ketiga di laksaakan pada minggu, 28 oktober 1928 di gedung oost-java bioscop. 

Dalam rapat ini sunaryo mengemukakan “pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan” selain itu Ramelan juga berpidato bahwa gerakan kepanduan tidak terlepas dari gerakan nasional, karena gerakan kepanduan mendidik anak sejak dini disiplin dan mandiri hal ini dibutuhkan dalam perjuangan.

Kemudian rapat hari penutupan di gedung indonesische clubgebow di jalan Kramat Raya 106.  Sebelum penutupan dimainkan lagu indonesia raya dengan biola tanpa syair oleh Wage Rudolf. Supratman atas saran Soegondo Djoyopuspito. Setelah itu di ikrarkannya Sumpah Pemuda yang berisi :

Pertama :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Selain itu simbol kebangsaan lainnya yaitu Bendera Merah Putih juga dikibarkan diiringi lagu kebangsaan itu sehingga menciptakan kesan mendalam para pemuda yang hadir dalam kongres itu.

Kongres ini merupakan puncak integrasi ideology nasional dan merupakan peristiwa nasional yang belum pernah terjadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena utusan yang datang mengucapkan sumpah setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia”.

Peristiwa sumpah pemuda berdasarkan pada perbedaan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan yang berbeda. Pada saat itu, masyarakat berbicara tentang pentingnya suatu kesatuan karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecah-pecah oleh kolonialisme Belanda serta keinginan kuat untuk melihat bangsa Indonesia dapat bersatu. Kongres ini menginginkan terjadinya peleburan tekad dari seluruh pemuda di Indonesia untuk tetap bersatu. Di kongres ini pula terbentuk lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan bendera merah putih. Saat itu, para pemuda dengan kegalauan dan kerinduan akan kemerdekaan menyatukan tekad berjuang mengelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme demi bangsa yang bersatu padu. Para pemuda menyadari betapa gerakan-gerakan perjuangan di berbagai daerah yang bersifat sporadis, parsial, dan tanpa sinergi, sangat rapuh dan mudah dipatahkan kaum imperialis-penjajah. Sumpah Pemuda memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Indonesia dimana pada sumpah ini tertuang tekad raksasa untuk bersatu dan menyamakan segala perbedaan yang ada. Terbentuk suatu ikrar berdasarkan rasa satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Rangkuman 

Lahirnya Sumpah Pemuda dilatarbelakangi oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan tahun 1926. Organisasi PPPI bertujuan meningkatkan gerakan kebangsaan di kalangan pemuda.

Anggota PPPI terbanyak berasal dari mahasiswa fakultas hukum, teknik dan kedokteran di Bandung dan Jakarta. Selain itu juga beberapa wakil dari beberapa daerah antara lain : Jong Java (anggotanya para pemuda Jawa), Jong Sumatranen Bond (anggotanya para pemuda Sumatra),  Jong Minahasa (organisasi pemuda Minahasa dari Sulawesi Utara), Jong Celebes (organisasi pemuda dan pelajar dari Sulawesi), Jong Ambon (organisasi pemuda dari Ambon).

Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta. Kongres Pemuda I merupakan momentum untuk memberikan pemahaman kepada para pemuda mengenai makna persatuan dan kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. 

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga rapat di tiga tempat berbeda. Rapat pertama di selenggarakan gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), 27 Oktober 1928. Dalam rapat pertama ini disampaikan oleh Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, dan  pendidikan.

Rapat kedua dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. 

Rapat penutup di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, dalam kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena utusan yang datang mengucapkan sumpah setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia”. Selengkapnya sumpah itu berbunyi sebagai berikut:

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Latihan

Kerjakan soal dibawah ini pada buku tugas kalian. Soal ditulis diberi nama, absen kelas dan tanggal tugas. Dikumpulkan ketika nanti sudah bapak infokan


1. Uraikan latar belakang gerakan Sumpah Pemuda !

2. Bandingkan organisasi PPPI dan PI !

3. Uraikan hasil dari kongres pemuda I !

4. Kongres pemuda II dilaksanakan dalam 3 kali rapat, uraikan hasil dari rapat pertama, kedua dan ketiga !

5. Uraikan manfaat adanya ikrar Sumpah Pemuda !


2 komentar: